Latest Updates

Kisah Inspirasi, Belajar dari Perjalanan Hidup Pendiri WhatsApp yang Terjal

Kisah Inspirasi, Belajar dari Perjalanan Hidup Pendiri WhatsApp yang Terjal
Kisah Inspirasi, Belajar dari Perjalanan Hidup Pendiri WhatsApp yang Terjal
WhatsApp adalah aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS. Aplikasi ini telah digunakan oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia. Dibalik semua kesuksesan yang diraih oleh WhatsApp ada kisah menarik dari pendiri WhatsApp yang bisa menginspirasi para pembaca, ia adalah Jan Koum. Baca Juga Inspirasi Bisnis, Belajar Sukses Dari Bob Sadino

Jan Koum adalah pendiri WhatsApp, dia lahir dan besar di Ukraina dari keluarga yang relatif miskin. Saat berusia 16 tahun, ia nekat pindah ke Amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sebagai “American Dream”.

Pada usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih-bersih supermarket. “Hidup begitu pahit”, Koum membatin.

Hidupnya kian terjal saat ibunya didiagnosa kanker. Mereka bertahan hidup hanya dgn tunjangan kesehatan seadanya. Koum lalu kuliah di San Jose University. Tapi kemudian ia memilih drop out, karena lebih suka belajar programming secara autodidak.

Karena keahliannya sebagai programmer, Jan Koum diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo!. Ia bekerja di sana selama 10 tahun. Di tempat itu pula, ia berteman akrab dengan Brian Acton. Baca Juga Inspirasi Bisnis, Belajar Dari Pengalaman Ceo Bukalapak

Keduanya membuat aplikasi WhatsApp tahun 2009, setelah resign dari Yahoo!. Keduanya sempat melamar ke Facebook yang tengah menanjak popularitasnya saat itu, namun diitolak. Facebook mungkin kini sangat menyesal pernah menolak lamaran mereka.

Setelah WhatsApp resmi dibeli Facebook dengan harga 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 224 triliun) beberapa hari lalu, Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan. Ia datang ke tempat dimana ia dulu, saat umur 17 tahun, setiap pagi antre untuk mendapatkan jatah makanan dari pemerintah. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antre. Mengenang saat-saat sulit, dimana bahkan untuk makan saja ia tidak punya uang.. Pelan2, air matanya meleleh. Ia tidak pernah menyangka perusahaannya dibeli dengan nilai setinggi itu.

Ia lalu mengenang ibunya yg sudah meninggal karena kanker. Ibunya yang rela menjahit baju buat dia demi menghemat. “Tak ada uang, Nak…”. Jan Koum tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita bahagia ini kepada ibunya.

Dari kisah diatas dapat kita petik pelajaran bahwa untuk mencapai sesuatu yang besar/tinggi tidak lah mudah, perlu proses dan tahap - tahap yang harus dilalui. Karena kesuksesan itu tidak lah datang dengan mudah melainkan dengan sejuta rintangan yang mesti kita hadapi.

0 Response to "Kisah Inspirasi, Belajar dari Perjalanan Hidup Pendiri WhatsApp yang Terjal"

Posting Komentar